Di tahun 1014, Uskup Agung Wuifstan dalam khotbahnya di New York pernah berujar bahwa, “
dunia bergerak dengan cepat dan tengah mendekati titik nadinya.” Tampaknya penyataan tersebut memang masih layak untuk dizaman sekarang. Berkaitan hal itu, tentu saja hubungannya dengan suatu perubahan yang sangat mencolok, yaitu
globalisasi adanya.
Mengapa globalisasi? Appadurai mendefinisikan bahwa globalisasi adalah terciptanya dunia yang tanpa batas. Tak berbeda dengan Giddens yang menyebutnya bahwa masyarakat kita dewasa ini adalah masyarakat “
pengembara dalam ruang dan waktu.” Lantas, apabila dianalogikan globalisasi terjadi tak lain karena adanya sebuah perkembangan
teknologi. Ini berarti kehidupan sekarang berkembang dibawah pengaruh ilmu, teknologi, dan pemikiran rasional yang berasal dari Eropa pada abad 17-18 .
Sejalan dengan itu, secara ringkas dapat digambarkan berawal ditemukannya telepon di tahun 1876 yang merupakan salah satu penerapan konsep analog, secara tidak langsung sangat mempengaruhi dunia yang semakin mengglobal ini. Kemudian dengan ditemukannya komputer elektronik pertama pada tahun 1942 di Amerika Serikat. Berlanjut dengan Rusia yang melucurkan satelit bumi pertama Sputnik pada tahun 1957. Tahapan tersebut, sampailah pada suatu perkembangan yang semakin inovatif dan canggih. Hingga sekarang berbagai peralatan teknologi
media digital dapat dengan mudah ditemukan dimana-mana dengan harga yang mulai terjangkau. Dan menurut hemat kami, kesemuanya itu pada intinya sampailah pada satu titik simpul yang bermuara pada sebuah revolusi teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Namun demikan, dalam fenomena tersebut dimana kita tinggal tidak sendirian, adanya perkembangan teknologi seperti media digital ini, kita akan sentiasa selalu berhubungan dengan mereka yang berbeda pendapat tentang adanya pekembangan media digital ini. Bagi kaum fundamentalis, tentu saja adanya pekembangan media digital ini sangatlah manganggu dan berbahaya. Akan tetapi, bagi kaum kosmopolitan akan menyambut baik dan menerima dengan tangan terbuka. Sedangkan bagi kaum moderat, mereka akan mempunyai cara berpikir yang holistik. Selalu melihat dari sisi
positif dan negatifnya.
Fenomena pesatnya perkembangan media digital akan membawa
dampak yang signifikan. Pada aras ini, dalam realitasnya akan membawa ke sutau kelompok yang akan terkotak-kotak. Namun, apabila dikaitkan dengan pesatnya perkembangan media digital sebagai salah satu faktor dalam fenomena globalisasi, dikatakan bahwa dalam teori globalisasi oleh Cochrane dan Pain bahwa, akan terbagi menjadi tiga macam kelompok. Yaitu, pertama kelompok para globalis. Pada kelompok ini Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Lalu dalam kelompok ini pun terbagi menjadi dua yaitu para globalis positif / optimistis yang menerima dengan tangan terbuka tentang fenomena globalisasi dan para globalis pesimis yang memandang
negatif dengan kata lain menolak adanya globalisasi.
Kedua, Para tradisionalis. Pada kelompok ini berpendapat tidak percaya dengan terjadinya globalisasi. Pada tataran ini mereka berpendapat bahwa fenomena globalisasi hanya sebuah mitos belaka dan jika itu memang ada, itu terlalu dibesar-besarkan.
Ketiga, para transformasionalis yang berada diantara para globalis dan tradisionalis. Mereka mempercayai bahwa globlisasi memang terjadi namun, menolak dan menyangkal keberadaan konsep globalisasi tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Karenanya pada kelompok ini adanya fenomena globlisasi seharusnya dapat dilihat dari kedua sisi baik positif maupun negatif.
Dari pandangan teori globalisasi diatas akan menjadi berbeda dengan istilah Giddens walaupun pada hakekatnya mempunyai inti yang sama. Dalam bukunya disinggung bahwa globalisasi akan membawa pada suatu perspektif diantarnya dari perspektif fundamentalis yang menganggap dapat menganggu dan berbahaya. Sedangkan pada perspektif kosmopolitan, hal tersebut diterima dengan tangan terbuka. Kemudian pada perpspektif moderat, mereka mempunyai cara pandang holistik.
Berpijak pada istilah Giddens, menurut hemat saya dimana fenomena globalisasi terjadi salah satunya karena faktor adanya pekembangan media digital dewasa ini. Tentu saja hal tersebut akan lebih selaras apabila mensintesiskan definisi dari Appadurai bahwa globalisasi merupakan terciptanya dunia tanpa batas. Oleh sebab itu, pesatnya perkembangan media digital misalnya seperti pada komputer yang terkoneksi pada jaringan internet, handphone, televisi digital, kamera digital, radio digital dan lain sebagainya, hal tersebut akan membawa dampak positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi prilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak Positif
Pesatnya perkembangan media digital secara nyata akan membawa suatu pola pikir, sikap dan tindakan / prilaku bagi setiap individu. Dalam wacana praktis, perubahan tersebut paling tidak akan membawa individu ke dalam pola hidup yang menurutnya efektif dan efesien. Alasan dasar inilah bagi para kaum kosmopolitan bahwa perkembangan media digital merupakan media pencerah peradaban yang lebih maju. Yang jelas pada aras ini, perkembangan media digital akan membawa dampak positivisme sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Seperti yang dikutip oleh Zulkarimien Nasution Dalam bukunya Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif, suatu lokakarya kebijakan komunikasi yang bertema “
The power of the individual in the information age” di Aspen Istitute, Colorado, Amerika, dimana media digital sebagai sebuah aset terutama dalam hal revolusi teknologi komunikasi dan informasi, maka ada kecendrungan membawa harapan-harapan berupa:
A. Kebebasan dan kompetensi individual akan ditingkatkan:
- Kemajuan dalam pengolahan informasi dapat memperluas daya bakat dan kemampuan manusia (human talent). Seyogiyannya beasiswa atau program lainya digunakan untuk “ mendorong kecapatan adaptasi” untuk membujuk masyarakat dari lapangan yang berbeda agar belajar begaimana menggunakan dan memetik manfaat dari teknologi infomasi.
- Sistem-sistem yang baru akan menjamin kenyamanan pribadi yang lebih besar pada individu, suatu rumah yang lebih aman, dan bahkan” kesepian yang lebih bekurang.”
- Masyarakat akan menulis lebih baik dan lebih cepat dan menyimpan dan berhubungan dengan ide sacara lebih baik, terima kasih kepada pengolah kata (word-processors).
- Individu akan menikmati bukan sekedar effisiensi yang lebih tinggi dalam melakukan tugas harian, tapi interaksi yang lebih besar dengan orang dan kepentingan yang lain, jadi merangsang kreatifitas dan partisipasi pribadi.
- Pendidikan dapat dibuat lebih demokratis: metoda mengajar dengan menggunakan computer akan bersifat responsive kepada individu, kepada kebutuhan dan gaya belajar siswa tertentu.
- Karakteristik sebagian besar dari penanganan informasi saat ini yang membosankan akan dapat disembuhkan, membebaskan untuk menggunakan waktu pada kreatifitas yang tinggi.
B. Kemajuan yang berikutnya akan memperkokoh ekonomi:
- Teknologi yang lebih efesien akan membantu pekerjaan informasi lebih produktif.
- Teknologi dapat menjadi subsitusi yang bersih dan energy-lean bagi proses-proses lain yang menimbulkan polusi dan menghabiskan sumber daya enerji.
- Informasi pasar lebih mudah diperoleh, menghasilkan transaksi yang lebih efesien dan langkah yang lebih persis untuk memperbaiki kegagalan.
- Penyampaian jasa akan menjadi lebih murah, sebab sistem baru memperluas “kehadiran” penyedia jasa dan membantu dalam membangkitakan pasar.
- Dengan berkurangya ketidakpastian, penyesuaian perniagaan dan pemerintah kepada kondisi yang baru akan bertambah cepat dan lebih efektif.
C. Tawaran dari media akan menyajikan suatu rentang minat dan selara yang luas
- Berkembangnya biaknya saluran media ke rumah.
- Sistem-sistem baru seperti videoteks akan memudahkan biaya dan keikutsertaan dalam kompetisi media dan jasa informasi baru, membuat bertambah mendekatnya masa dimana “ setiap orang merupakan penerbit sendiri.”
- Konvergensi dari teknologi akan menuju suatu fleksibilitas modes komunikasi yang lebih besar, seperti telah dicontohkan oleh mulainya suratkabar ke dalam bentuk penyampaian digital yang berbentuk khusus.
D. Ikatan Komunitas akan bertambah luas dan kokoh:
- Media interaktif akan memperluas respon terhadap kebutuhan manusia.
- Computer akan membuat sistem informasi yang saat sekarang masih incompatible menjadi compatible.
Dampak Negatif
Bagi cara pandang kaum fundamental akan sangat berbeda dengan kaum kosmopolitan. Mereka menganggap pesatnya pekembangan media digital sebagai salah satu faktor yang dapat mengaakibatkan perbenturan budaya. Dalam pandangan Mark Slouka, ini seperti sebuah paradoks. Di satu pihak, media digital dapat membuka cakrawala dunia yang sangat menjanjikan yang kaya warna, kaya nuansa, kaya citra, namun disisi lain ini akan menjadi sebuah dunia yang seakan-akan tanpa kendali. Karenanya menurut hemat saya, dampak pesatnya media digital paling tidak akan membawa beberapa dampak perubahan negatif seperti:
- Membudayanya budaya massa dalam suatu komunitas masyarakat, dimana pola kehidupan yang dinamis ditimbulkan karena adanya keinginan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Rasa sosial terhadap lingkungan sekitar menjadi acuh.
- Terjadinya polusi informasi.
- Merebaknya kejahatan teknologi seperti pelanggaran hak cipta / pembajakan, cybercrime (kejahatan maya).
- Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.
Sebagai kesimpulan akhir, bagaimanapun dunia yang semakin mengglobal dan pesatnya perkembangan media digital apabila di sikapi secara arif dan cerdas, maka yang akan terjadi adalah dampak postif tersebut akan berpihak terhadap kita, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, tampaknya kita harus berkontemplasi sejenak bahwa, “
sebenarnya perkembangan globalisasi yang salah satunya ditandai adanya perkembangan media digital itu tidaklah berbahaya, akan tetapi seharusnya kita tahu bagimana memposisikannya dengan tepat, itulah kata kuncinya.”
semoga media membuat kita semakin cerdas
ReplyDelete